Tugas Bahasa Indonesia
1. Tetapkan kalimat-kalimat mana merupakan proposisi, mana yang tidak:
a. Kebanyakan anak-anak lebih condong untuk memilih karier yang sama dengan karier orang tua mereka.
• Proposisi: Merupakan kalimat proposisi tidak nyata, karena kalimat ini terdapat pendapat seseorang.
b. Saya memcoba menginsafkan mereka supaya tidak berpendirian sepecik itu.
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini merupakan kalimat keinginan.
c. Ditinjau dari keadaan geografis dan dunia keuangan, maka Concorde akan lebih ideal dan lebih bermanfaat untuk melintasi Samudra Atlantik Utara.
• Proposisi: Merupakan kalimat proposisi nyata, karena kalimat ini dapat dibuktikan kebenarannya.
d. Panggilah orang itu untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat perintah.
e. Bila kapal terbang mencapai kecepatan 1060 km perjam, maka gelombang-gelombang yang dihasilkan oleh motor tepat mengenai cepat rambat bunyi dan tidak menjahui pesawat karena cepat rambatnya sama dengan kecepatan kapal terbang.
• Proposisi: Merupakan kalimat proposisi nyata, karena kalimat ini dapat dibuktikan kebenarannya.
f. Mudah-mudah mereka semua sampai dengan selamat di tempat tujuan.
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat harapan.
g. Siapa yang bertanggungjawab atas semua kekacauan ini?
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat Tanya.
h. Marilah kita menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebagai pembuka acara pagi ini.
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat perintah.
i. Kesimpulan-kesimpulan mengenai masa depan manusia demikian suramnya sehingga dapat dikatakan bahwa ramalan-ramalan hari kiamat itu tidak dapat dielakan lagi.
• Proposisi: Merupakan kalimat proposisi tidak nyata, karena kalimat ini merupakan kalimat kesimpulan.
j. Biarlah mereka menyelesaikan pekerjaan itu sementara kita istirahat di bawah pohon yang rindang itu.
• Tidak Proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat perintah.
k. Mereka akan tiba sore ini jam 17.30 di pelabuhan udara internasional Halim Perdana Kusuma.
• Proposisi: Merupakan kalimat proposisi nyata, karena kalimat ini dapat dibuktikan kebenarannya.
l. Mudah-mudahan mereka tiba besok pagi.
• Tidak proposisi: Karena kalimat ini terdapat kalimat harapan.
2. Tunjukkan yang mana dari proposisi berikut yang Saudara anggap mengandung inferensi dan mana yang mengandung impilikasi.
a. Hari ini matahari bersinar terang bederang sejak pagi.
• Implikasi.
b. Cara perawatan kesehatan Pegawai Negeri yang berlaku di Jakarta dewasa ini menyebabkan banyak dosen(juga pegawai negeri yang lain) tidak menjalankan tugasnya, karena setiap kali harus pergi ke puskesmas pada jam-jam kerja untuk berobat.
• Inferensi.
c. Pemerintah akan membicarakan jaminan kerja dan upah yang layak bagi semua orang.
• Inferensi.
d. Alat pengukur panas di Kemayoran memperlihatkan angkan tiga puluh lima derajat celcius.
• Implikasi.
e. Semua makanan yang dihidangkan itu habis dimakannya.
• Implikasi.
f. Anak itu harus dipersalahkan karena ia yang lebih dahulu mengganggu kawannya.
• Inferensi.
Kamis, 27 Mei 2010
Minggu, 09 Mei 2010
pengembangan dan tantangan penelitian HIV/AIDS
pengembangan dan tantangan penelitian HIV/AIDS
Dalam “25 tahun HIV,” tulisan karya Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and
Infectious Diseases, dia menilai perkembangan dan tantangan terkait penelitian HIV/AIDS sejak virus
tersebut ditemukan pada 1983. Menurut Fauci, “upaya penelitian biomedis yang ditujukan pada
HIV/AIDS sudah memberi hasil yang menakjubkan”; tetapi, “masih banyak yang belum tercapai pada
perlawanan HIV sedunia.” Untuk menghadapi tantangan ini, para peneliti memiliki “dua pilihan utama”,
Fauci menulis.
Yang pertama adalah untuk “membersihkan semua sisa virus dari tubuh Odha” sehingga satu putaran
obat dapat diukur dalam beberapa minggu atau bulan dan bukan seumur hidup.” Dia menambahkan
bahwa karena kemampuan HIV untuk “bersembunyi dalam sel” terhadap obat dan sistem kekebalan,
rejimen pengobatan tersebut terbukti sulit ditemukan, walaupun penelitian penting di bidang ini tetap
dilakukan.” Oleh karena itu, tinggal pilihan kedua yang semula untuk para peneliti adalah pencegahan
HIV pada awal” menurut Fauci.
Komunitas internasional “sekarang harus bekerja lebih baik lagi dalam memberikan pencegahan,” dia
menulis, menambahkan bahwa vaksin HIV/AIDS adalah “harapan yang terbaik untuk mengakhiri
pandemi ini secara tuntas.” Menyediakan “intervensi HIV bagi orang yang paling terdampak
membutuhkan tekad politis, sumber dana yang cukup untuk jangka panjang, pandangan ilmiah dan
kesehatan masyarakat dan dedikasi dari seluruh bagian masyarakat,” Fauci menulis, mengakhiri,
“Dengan unsur tersebut, sasaran untuk melawan pandemi HIV/AIDS pada 25 tahun yang akan datang
akan berubah dari optimisme dan kehati-hatian menuju kemenangan. Ketiadaan faktor ini dan sejarah
tidak akan berpihak pada kita.”
Artikel asli: Essay Examines Progress, Challenges in HIV/AIDS Research
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Dalam “25 tahun HIV,” tulisan karya Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and
Infectious Diseases, dia menilai perkembangan dan tantangan terkait penelitian HIV/AIDS sejak virus
tersebut ditemukan pada 1983. Menurut Fauci, “upaya penelitian biomedis yang ditujukan pada
HIV/AIDS sudah memberi hasil yang menakjubkan”; tetapi, “masih banyak yang belum tercapai pada
perlawanan HIV sedunia.” Untuk menghadapi tantangan ini, para peneliti memiliki “dua pilihan utama”,
Fauci menulis.
Yang pertama adalah untuk “membersihkan semua sisa virus dari tubuh Odha” sehingga satu putaran
obat dapat diukur dalam beberapa minggu atau bulan dan bukan seumur hidup.” Dia menambahkan
bahwa karena kemampuan HIV untuk “bersembunyi dalam sel” terhadap obat dan sistem kekebalan,
rejimen pengobatan tersebut terbukti sulit ditemukan, walaupun penelitian penting di bidang ini tetap
dilakukan.” Oleh karena itu, tinggal pilihan kedua yang semula untuk para peneliti adalah pencegahan
HIV pada awal” menurut Fauci.
Komunitas internasional “sekarang harus bekerja lebih baik lagi dalam memberikan pencegahan,” dia
menulis, menambahkan bahwa vaksin HIV/AIDS adalah “harapan yang terbaik untuk mengakhiri
pandemi ini secara tuntas.” Menyediakan “intervensi HIV bagi orang yang paling terdampak
membutuhkan tekad politis, sumber dana yang cukup untuk jangka panjang, pandangan ilmiah dan
kesehatan masyarakat dan dedikasi dari seluruh bagian masyarakat,” Fauci menulis, mengakhiri,
“Dengan unsur tersebut, sasaran untuk melawan pandemi HIV/AIDS pada 25 tahun yang akan datang
akan berubah dari optimisme dan kehati-hatian menuju kemenangan. Ketiadaan faktor ini dan sejarah
tidak akan berpihak pada kita.”
Artikel asli: Essay Examines Progress, Challenges in HIV/AIDS Research
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
bulu tangkis
sekarang ini sedang ada kejuaraan bulu tangkis dunia. dimana kejuaraan ini dimanakan 'thomas dan uber cup'dimana hampir semua negara membawa atlit terbaiknya untuk bertanding di dalam kejuaraan tersebut. dan negara negara yang mengikuti kompetisi ini adalah cina, indonesia, india, denmark, korea, malaysia, inggris, jepang, dll. didalam kompetisi ini negara cina mendapat unggulan pertama untuk team thomas dan uber nya. sedangakang inidonesia mendapatkan unggulan ke dua dalam team thomasnya sedangakan untuk team ubernya indonesia mendapatkan unggulan ke empat.
tetapi indonesia ini mempunyai mental yang baik. dimana indonesia pernah merebut enam kali piala thomas. dan dahulu bulu tangkis di indonesia ini mempunyai prestasi yang sangat baik. dan negara indonesia ini salah satu negara yang ditakuti. seakarang indonesia mengembalikan presrtasi seperti dahulu, dimana dalam bulu tangkis, indonesia ini merupakan salah satu yang di takuti.
tetapi sekarang negara cina lah yang mengalami kemajuan yang begitu pesat. dimana cina negara cina tersebut mempunyai pemain-pemain muda yang sangat berkualitas. contoh Lin Dan, bou cun lay, dll. dimana pemain tersebut mempunyai rengkin dunia yang sangat baik. Lin Dan mempunyai peringakat satu dunia, sedangakan bou cun lay mempunyai peringakat tiga dunia.
saya berharap indonesia menjuarai kejuaraan thomas dan uber cup di tahun 2010 ini. agar negara indonesia kembali memjadi salah satu negara yang paling ditakuti.
tetapi indonesia ini mempunyai mental yang baik. dimana indonesia pernah merebut enam kali piala thomas. dan dahulu bulu tangkis di indonesia ini mempunyai prestasi yang sangat baik. dan negara indonesia ini salah satu negara yang ditakuti. seakarang indonesia mengembalikan presrtasi seperti dahulu, dimana dalam bulu tangkis, indonesia ini merupakan salah satu yang di takuti.
tetapi sekarang negara cina lah yang mengalami kemajuan yang begitu pesat. dimana cina negara cina tersebut mempunyai pemain-pemain muda yang sangat berkualitas. contoh Lin Dan, bou cun lay, dll. dimana pemain tersebut mempunyai rengkin dunia yang sangat baik. Lin Dan mempunyai peringakat satu dunia, sedangakan bou cun lay mempunyai peringakat tiga dunia.
saya berharap indonesia menjuarai kejuaraan thomas dan uber cup di tahun 2010 ini. agar negara indonesia kembali memjadi salah satu negara yang paling ditakuti.
sekarang ini sedang ada kejuaraan bulu tangkis dunia. dimana kejuaraan ini dimanakan 'thomas dan uber cup'dimana hampir semua negara membawa atlit terbaiknya untuk bertanding di dalam kejuaraan tersebut. dan negara negara yang mengikuti kompetisi ini adalah cina, indonesia, india, denmark, korea, malaysia, inggris, jepang, dll. didalam kompetisi ini negara cina mendapat unggulan pertama untuk team thomas dan uber nya. sedangakang inidonesia mendapatkan unggulan ke dua dalam team thomasnya sedangakan untuk team ubernya indonesia mendapatkan unggulan ke empat.
tetapi indonesia ini mempunyai mental yang baik. dimana indonesia pernah merebut enam kali piala thomas. dan dahulu bulu tangkis di indonesia ini mempunyai prestasi yang sangat baik. dan negara indonesia ini salah satu negara yang ditakuti. seakarang indonesia mengembalikan presrtasi seperti dahulu, dimana dalam bulu tangkis, indonesia ini merupakan salah satu yang di takuti.
tetapi sekarang negara cina lah yang mengalami kemajuan yang begitu pesat. dimana cina negara cina tersebut mempunyai pemain-pemain muda yang sangat berkualitas. contoh Lin Dan, bou cun lay, dll. dimana pemain tersebut mempunyai rengkin dunia yang sangat baik. Lin Dan mempunyai peringakat satu dunia, sedangakan bou cun lay mempunyai peringakat tiga dunia.
saya berharap indonesia menjuarai kejuaraan thomas dan uber cup di tahun 2010 ini. agar negara indonesia kembali memjadi salah satu negara yang paling ditakuti.
tetapi indonesia ini mempunyai mental yang baik. dimana indonesia pernah merebut enam kali piala thomas. dan dahulu bulu tangkis di indonesia ini mempunyai prestasi yang sangat baik. dan negara indonesia ini salah satu negara yang ditakuti. seakarang indonesia mengembalikan presrtasi seperti dahulu, dimana dalam bulu tangkis, indonesia ini merupakan salah satu yang di takuti.
tetapi sekarang negara cina lah yang mengalami kemajuan yang begitu pesat. dimana cina negara cina tersebut mempunyai pemain-pemain muda yang sangat berkualitas. contoh Lin Dan, bou cun lay, dll. dimana pemain tersebut mempunyai rengkin dunia yang sangat baik. Lin Dan mempunyai peringakat satu dunia, sedangakan bou cun lay mempunyai peringakat tiga dunia.
saya berharap indonesia menjuarai kejuaraan thomas dan uber cup di tahun 2010 ini. agar negara indonesia kembali memjadi salah satu negara yang paling ditakuti.
perkembangan anak
PERKEMBANGAN ANAK
Di zaman yang serba canggih ini, anaj-anak sekarang sudah mengalami pertumbuhan yang cepat. Banyak orang tua membeli alat-alat yang baik untuk kepentingan pertumbuhan anak, seperti mainan yang mahal( mobil-mobilan, playstation, bahkan orang tua sudah banyak yang membelikan anak-anak nya HP (hand phone) dll). Padahal semua itu tidak terlalu penting, karena anak tersebut belum pantas menerima itu semua, terutama HP (hand phone).
Dan bahkan ada lagi sesuatu yang belum pantas dilakukan oleh anak-anak, seperti: tata bicaranya, bernyanyi lagu dewasa, menonton film dewasa, dll. Untuk tata bicaranya anak tersebut berbicara kotor dll, menonton film dewasa seperti film 17+, dan untuk menyanyi, sekarang sudah banyak sekali acara-acara TV yang mengadakan acara lomba bernyanyi, tetapi anak tersebut kebanyakan menyanyi kan lagu-lagu dewasa yang belum pantas, seperti lagu percintaan, lagu sakit hati, bahkan ada jiga anak tersebut bernyanyi lagu REFF. Banyak sekali yang kita sanyangkan dari semua ini. Oleh karena itu untuk semua orang tua yang mempunyai anak yang masih kecil untuk memberikan sesuatu yang sewajarnya.
Di zaman yang serba canggih ini, anaj-anak sekarang sudah mengalami pertumbuhan yang cepat. Banyak orang tua membeli alat-alat yang baik untuk kepentingan pertumbuhan anak, seperti mainan yang mahal( mobil-mobilan, playstation, bahkan orang tua sudah banyak yang membelikan anak-anak nya HP (hand phone) dll). Padahal semua itu tidak terlalu penting, karena anak tersebut belum pantas menerima itu semua, terutama HP (hand phone).
Dan bahkan ada lagi sesuatu yang belum pantas dilakukan oleh anak-anak, seperti: tata bicaranya, bernyanyi lagu dewasa, menonton film dewasa, dll. Untuk tata bicaranya anak tersebut berbicara kotor dll, menonton film dewasa seperti film 17+, dan untuk menyanyi, sekarang sudah banyak sekali acara-acara TV yang mengadakan acara lomba bernyanyi, tetapi anak tersebut kebanyakan menyanyi kan lagu-lagu dewasa yang belum pantas, seperti lagu percintaan, lagu sakit hati, bahkan ada jiga anak tersebut bernyanyi lagu REFF. Banyak sekali yang kita sanyangkan dari semua ini. Oleh karena itu untuk semua orang tua yang mempunyai anak yang masih kecil untuk memberikan sesuatu yang sewajarnya.
anak yatim
Saat ini, banyak sekali di Indonesia anak-anak yatim yang kurang diperhatikan. Padahal di al-qur’an dalam surat al-ma’un ayat 1-8 allah swt sudah menjelaskan. Jadi kita selaku umat islam harus memperhatikan anak-anak yatim, karena anak yatim itu salah satu yang benar-benar di jaga oleh allah swt. Karena itu buatlah anak-anak yatim itu bahagia.
Internet mempunyai jangkauan yang luas, karena dapat mencapai hampir ke setiap pelosok dunia. Karena jangkauannya yang sangat luas ini, internet sangat ideal bila digunakan sebagai sarana perkumpulan. untuk menyaring para dermawan untuk, menyisihkan sebagian hartanya untuk anak yatim tersebut , agar anak yatim tersebut tidak merasa kesepian. siapa lagi yang memperhatikan mereka kalau bkan kita.
Internet mempunyai jangkauan yang luas, karena dapat mencapai hampir ke setiap pelosok dunia. Karena jangkauannya yang sangat luas ini, internet sangat ideal bila digunakan sebagai sarana perkumpulan. untuk menyaring para dermawan untuk, menyisihkan sebagian hartanya untuk anak yatim tersebut , agar anak yatim tersebut tidak merasa kesepian. siapa lagi yang memperhatikan mereka kalau bkan kita.
Sabtu, 08 Mei 2010
Kasih Sayang Ibu Bapa Berkesan Mendidik Anak
Wujudkah ibu bapa yang tidak sayangkan anak ? Semestinya, semua ibu bapa sanggup berkorban demi kebahagiaan anak mereka. Tetapi, persoalannya adakah semua ibu bapa hari ini menyayangi anak dengan cara lebih tepat ? Dalam hal ini, ada ibu bapa sekarang melakukan kesilapan. Ada menganggap cara ibu bapa dulu mendidik anak tidak betul dan kolot, lalu terus menolak semua, sedangkan cara dulu tidak semua salah atau tidak sesuai lagi.
Ada pula beranggapan cara didikan ibu bapa dulu adalah betul, lalu terus menggunakan semua, sedangkan mungkin ada antaranya tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Manakala, ada pula disebabkan ingin mencari cara kontemporari, lalu dengan mudah mengguna pakai cadangan dikemukakan buku atau penceramah, tanpa melakukan penelitian, tapisan atau kefahaman yang mendalam. Kebanyakan isu keibubapaan timbul dalam konteks hubungannya dengan anak yang berada pada usia remaja. Sesetengah remaja menunjukkan perlakuan sukar difahami dan tidak pernah dibayangkan ibu bapanya. Ada ketikanya remaja memilih pakaian dan muzik pelik, emosi berubah-ubah seperti keras dan pendiam, malah mungkin kurang menghormati ibu bapa. Lazimnya, ibu bapa diingatkan mengenali dan memahami psikologi anak remaja. Ibu bapa diberitahu bahawa remaja berada dalam zaman transisi dan bergelut untuk berpaut pada zaman kanak-kanak yang penuh kegembiraan yang bakal ditinggalkan sambil memasuki alam dewasa yang penuh tanda tanya. Orang tua dimaklumkan bahawa anak remaja sedang berada dalam paradoks. Tetapi, ibu bapa jarang diingatkan untuk mengenali dan memahami paradoks yang sedang berlaku dalam dirinya sendiri. Bahawa mereka sendiri mencari keseimbangan antara memberikan kasih sayang dan menetapkan sesuatu untuk anak remajanya.
Sebenarnya, kasih sayang ibu bapa yang ideal ialah memberikan anak remajanya keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Jika disiplin terlalu banyak dan ketat, remaja akan memberontak. Sebaliknya, jika terlalu banyak kebebasan, remaja dahagakan struktur tertentu dan mencarinya sendiri dengan cara belum tentu baik. Oleh itu, ibu bapa perlu membuat pelbagai keputusan mengenai anaknya, misalnya, daripada boleh atau tidak menonton televisyen, hinggalah kepada boleh atau tidak mempunyai teman lelaki atau perempuan. Semakin anaknya menginjak dewasa, maka keputusan itu semakin besar dan penting. Ada keputusan perlu dibuat setiap hari dan ada keputusan perlu dibuat pada tempoh tertentu.
Selain perlu mengenali dan memahami anak remajanya, ibu bapa harus mengenali dan memahami dirinya sendiri terlebih dulu. Umumnya, ahli psikologi merumuskan ada dua komponen utama dalam gaya keibubapaan. Yang pertama ialah ‘responsif’, iaitu sebanyak mana kebebasan diberikan, manakala kedua ialah ‘permintaan’, iaitu sebanyak mana disiplin atau hala tuju akan ditentukan. Dengan kata lain, ibu bapa berdepan dengan paradoks: antara kasih sayang dan kepemimpinan. Kasih sayang ialah responsifnya terhadap kehendak anak remajanya, manakala kepemimpinan pula ialah permintaannya terhadap keperluan masa depan anak remajanya. Pertembungan, dinamika dan keseimbangan antara kedua-dua komponen ini dapat menentukan gaya keibubapaan. Kebanyakan pengkaji membahagikan gaya keibubapaan kepada empat kategori, iaitu: autoritarian, autoritatif, permisif dan tidak terbabit. Ibu bapa yang autoritarian rendah responsifnya, tetapi amat tinggi permintaannya. Walaupun mereka pengasih dan penyayang, anak remajanya tidak merasainya. Kebebasan hampir tidak diberikan dan pendapat anak remaja jarang didengar. Sebaliknya, disiplin amat ketat, malahan cita-cita anak remaja ditentukan ibu bapa.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritarian berkemungkinan besar berjaya dalam peperiksaan dan kerjayanya, tetapi mungkin memiliki peribadi yang kaku, rendah harga diri dan terlalu bergantung kepada arahan pihak berkuasa. Ibu bapa yang autoritatif pula mempunyai keseimbangan antara responsif dan permintaan. Mereka akrab, komunikatif dan anak remaja digalakkan bersuara. Kasih sayang diberikan, ditunjukkan dan dirasai. Disiplin dan hala tuju ditentukan dan diterangkan rasionalnya. Remaja bebas menentukan cita-cita dengan ibu bapa memberikan panduan dan bimbingan.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritatif berkemungkinan besar akan sama kejayaannya, walaupun tidak lebih, dengan dibesarkan dalam suasana autoritarian. Bezanya golongan ini akan memiliki peribadi bersepadu, yakin, berdikari dan kreatif. Ibu bapa permisif mempunyai responsif amat tinggi, tetapi permintaan amat rendah. Mereka banyak bertolak ansur, memberikan kebebasan dan hampir semua kehendak anak remajanya diturutkan. Gaya tidak terbabit pula hampir tiada permintaan, disiplin dan hala tuju, serta hampir memberikan kebebasan penuh. Malahan, ia lebih satu kecuaian keibubapaan.
Namun begitu, gaya keibubapaan boleh dirosakkan dengan amat mudah, sekiranya ibu bapa tidak dapat mengawal perasaan marah. Jadi, ibu bapa perlu tahu cara menangani kemarahannya. Dalam hal ini, ada tiga persoalan penting iaitu: bila marah itu wajar, bila marah tidak diperlukan dan bila marah itu boleh menjadi masalah. Walaupun, mungkin sukar melahirkan seorang kaunselor profesional atau pra kaunselor dalam setiap keluarga, program Satu Keluarga Satu Kaunselor tetap mempunyai potensi untuk melahirkan ibu bapa berilmu, berkemahiran dan seimbang dari segi memberikan kasih sayang dan kepemimpinan.
Ada pula beranggapan cara didikan ibu bapa dulu adalah betul, lalu terus menggunakan semua, sedangkan mungkin ada antaranya tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Manakala, ada pula disebabkan ingin mencari cara kontemporari, lalu dengan mudah mengguna pakai cadangan dikemukakan buku atau penceramah, tanpa melakukan penelitian, tapisan atau kefahaman yang mendalam. Kebanyakan isu keibubapaan timbul dalam konteks hubungannya dengan anak yang berada pada usia remaja. Sesetengah remaja menunjukkan perlakuan sukar difahami dan tidak pernah dibayangkan ibu bapanya. Ada ketikanya remaja memilih pakaian dan muzik pelik, emosi berubah-ubah seperti keras dan pendiam, malah mungkin kurang menghormati ibu bapa. Lazimnya, ibu bapa diingatkan mengenali dan memahami psikologi anak remaja. Ibu bapa diberitahu bahawa remaja berada dalam zaman transisi dan bergelut untuk berpaut pada zaman kanak-kanak yang penuh kegembiraan yang bakal ditinggalkan sambil memasuki alam dewasa yang penuh tanda tanya. Orang tua dimaklumkan bahawa anak remaja sedang berada dalam paradoks. Tetapi, ibu bapa jarang diingatkan untuk mengenali dan memahami paradoks yang sedang berlaku dalam dirinya sendiri. Bahawa mereka sendiri mencari keseimbangan antara memberikan kasih sayang dan menetapkan sesuatu untuk anak remajanya.
Sebenarnya, kasih sayang ibu bapa yang ideal ialah memberikan anak remajanya keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Jika disiplin terlalu banyak dan ketat, remaja akan memberontak. Sebaliknya, jika terlalu banyak kebebasan, remaja dahagakan struktur tertentu dan mencarinya sendiri dengan cara belum tentu baik. Oleh itu, ibu bapa perlu membuat pelbagai keputusan mengenai anaknya, misalnya, daripada boleh atau tidak menonton televisyen, hinggalah kepada boleh atau tidak mempunyai teman lelaki atau perempuan. Semakin anaknya menginjak dewasa, maka keputusan itu semakin besar dan penting. Ada keputusan perlu dibuat setiap hari dan ada keputusan perlu dibuat pada tempoh tertentu.
Selain perlu mengenali dan memahami anak remajanya, ibu bapa harus mengenali dan memahami dirinya sendiri terlebih dulu. Umumnya, ahli psikologi merumuskan ada dua komponen utama dalam gaya keibubapaan. Yang pertama ialah ‘responsif’, iaitu sebanyak mana kebebasan diberikan, manakala kedua ialah ‘permintaan’, iaitu sebanyak mana disiplin atau hala tuju akan ditentukan. Dengan kata lain, ibu bapa berdepan dengan paradoks: antara kasih sayang dan kepemimpinan. Kasih sayang ialah responsifnya terhadap kehendak anak remajanya, manakala kepemimpinan pula ialah permintaannya terhadap keperluan masa depan anak remajanya. Pertembungan, dinamika dan keseimbangan antara kedua-dua komponen ini dapat menentukan gaya keibubapaan. Kebanyakan pengkaji membahagikan gaya keibubapaan kepada empat kategori, iaitu: autoritarian, autoritatif, permisif dan tidak terbabit. Ibu bapa yang autoritarian rendah responsifnya, tetapi amat tinggi permintaannya. Walaupun mereka pengasih dan penyayang, anak remajanya tidak merasainya. Kebebasan hampir tidak diberikan dan pendapat anak remaja jarang didengar. Sebaliknya, disiplin amat ketat, malahan cita-cita anak remaja ditentukan ibu bapa.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritarian berkemungkinan besar berjaya dalam peperiksaan dan kerjayanya, tetapi mungkin memiliki peribadi yang kaku, rendah harga diri dan terlalu bergantung kepada arahan pihak berkuasa. Ibu bapa yang autoritatif pula mempunyai keseimbangan antara responsif dan permintaan. Mereka akrab, komunikatif dan anak remaja digalakkan bersuara. Kasih sayang diberikan, ditunjukkan dan dirasai. Disiplin dan hala tuju ditentukan dan diterangkan rasionalnya. Remaja bebas menentukan cita-cita dengan ibu bapa memberikan panduan dan bimbingan.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritatif berkemungkinan besar akan sama kejayaannya, walaupun tidak lebih, dengan dibesarkan dalam suasana autoritarian. Bezanya golongan ini akan memiliki peribadi bersepadu, yakin, berdikari dan kreatif. Ibu bapa permisif mempunyai responsif amat tinggi, tetapi permintaan amat rendah. Mereka banyak bertolak ansur, memberikan kebebasan dan hampir semua kehendak anak remajanya diturutkan. Gaya tidak terbabit pula hampir tiada permintaan, disiplin dan hala tuju, serta hampir memberikan kebebasan penuh. Malahan, ia lebih satu kecuaian keibubapaan.
Namun begitu, gaya keibubapaan boleh dirosakkan dengan amat mudah, sekiranya ibu bapa tidak dapat mengawal perasaan marah. Jadi, ibu bapa perlu tahu cara menangani kemarahannya. Dalam hal ini, ada tiga persoalan penting iaitu: bila marah itu wajar, bila marah tidak diperlukan dan bila marah itu boleh menjadi masalah. Walaupun, mungkin sukar melahirkan seorang kaunselor profesional atau pra kaunselor dalam setiap keluarga, program Satu Keluarga Satu Kaunselor tetap mempunyai potensi untuk melahirkan ibu bapa berilmu, berkemahiran dan seimbang dari segi memberikan kasih sayang dan kepemimpinan.
cita-cita
Dalam sebuah pelajaran Bahasa Indonesia waktu kelas dua SMA dahulu, guru kami menyuruh kami membuat sebuah karangan tentang cita-cita. Setiap karangan tersebut kemudian dibacakan di depan kelas oleh pengarangnya.
Satu yang membuat saya terkesan adalah karangan seorang kawan perempuan. Dia bercita-cita menjadi ibu.
Saat itu saya bertanya dalam hati,
"Adakah dari laki-laki yang cukup sadar bercita-cita menjadi seorang ayah?
"Adakah dari kami yang menjadikan "status ayah" benar-benar sebagai cita-cita, bukan sekedar sebagai sandaran yang akhirnya hadir dengan kelahiran buah hati?"
Satu yang membuat saya terkesan adalah karangan seorang kawan perempuan. Dia bercita-cita menjadi ibu.
Saat itu saya bertanya dalam hati,
"Adakah dari laki-laki yang cukup sadar bercita-cita menjadi seorang ayah?
"Adakah dari kami yang menjadikan "status ayah" benar-benar sebagai cita-cita, bukan sekedar sebagai sandaran yang akhirnya hadir dengan kelahiran buah hati?"
Jumat, 07 Mei 2010
teori drama
Drama pada umumnya didesain untuk dipertunjukkan di atas panggung (Reaske, 1966: 5 dan Asmara, 1983: 9). Kritik drama mencoba menganalisis drama sebagai kerja-kerja seni sebaik pertunjukan-pertunjukan. Untuk itu, sebelum dipentaskan, teks tertulis perlu dipelajari. Sebagai bentuk kesusastraan, tidak ada alasan bagi kita, baik praktisi, peneliti, ataupun penikmat drama pada umumnya, untuk tidak mempelajari teks drama sepanjang kita tidak melupakan bahwa tulisan itu untuk dipentaskan (Reaske, 1966: 5 dan Asmara, 1983: 9).
Kernodle membagi tiga tahapan yang harus dilalui sebelum drama dapatdipentaskan di panggung, yaitu perencanaan, latihan, dan pertunjukan (Kernodle, 1967: 337). Perencanaan dilakukan untuk mewujudkan naskah dari penulis drama menjadi perencanaan yang utuh dari seorang sutradara. Tahap selanjutnya adalah
latihan. Tahapan ini dilakukan untuk melihat dan mendengarkan drama dalam suara dan tubuh aktor yang dibangun dalam kesatuan dengan dekorasi panggung dan kostum. Tahapan yang terakhir adalah pertunjukan. Sutradara dan perancang, sebagai orang belakang panggung, membantu aktor-aktornya mempertunjukkan drama kepada penonton.
Bagian perencanaan masih dibagi atas tiga bagian (Kernodle, 1967: 338-339). Pertama, klasifikasi drama dalam hubungan drama dengan keseluruhan alat-alat kontrol, seperti jenis drama, keterangan pertunjukan dengan penikmat, konvensi, dan gaya. Kedua, analisis drama terhadap nilai-nilai struktur (alur, karakter, dan tema) dan tekstur (dialog, spectacle, dan suasana). Ketiga, penentuan pilihan dan penggunaan material dasar dari teknik-teknik yang akan digunakan sutradara, aktor, dan perancang. Penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap analisis, terutama analisis struktur dan tekstur. Alasannya, analisis terhadap teks drama merupakan bagian penting dalam sebuah pertunjukan drama.
Sebuah pertunjukan drama merupakan kerja tim. Sebelum dipentaskan, teks drama harus dianalisis sehingga gambaran kasar tentang teks drama tersebut di atas pentas dapat dibayangkan. Sutradara dan perancang tidak akan menjalankan tugas mereka masing-masing sebelum analisis terhadap teks drama mencapai persetujuan pokok tentang ide dan perincian rencana produksi (Kernodle, 1967: 338).
1.1 Struktur
Struktur adalah bentuk drama pada waktu pementasan. Struktur terdiri atas alur, karakter, dan tema (premise) (Kernodle, 1967: 345 dan Harymawan, 1984:26—29). Drama mendapat intensitas konsentrasi dan kekuatan dari alur. William Archer (via Kernodle, 1967: 345) mengatakan bahwa drama adalah seni dari kegentingan sebagai karya fiksi yang dibangun secara bertahap. Bagian ini merupakan dasar dari pola irama drama secara keseluruhan. Alur tersusun dari peristiwa-peristiwa yang tersaji di atas pentas. Penikmat drama pada umumnya mengejar cerita dari bagian awal, tengah, dan akhir (Kernodle, 1967: 345). Di dalam cerita, kegentingan satu ke kegentingan selanjutnya dalam sebuah pola yang berirama, dari tegangan dan istirahat, dipengaruhi oleh pergerakan alur. Alur mengarahkan cerita drama pada klimaks dengan dorongan menarik, kemudian membiarkan berganti dan berdebar di bagian akhir melalui pengalaman pertunjukan yang luar biasa.
Reaske (1966: 35 dan Asmara, 1983:51) mendefinisikan alur sebagai aspek pokok dari semua drama. Alur bagi drama terutama memperhatikan tentang kejadian yang terjadi. Segala sesuatu yang terjadi di dalam drama dibahas di dalam alur. Sebuah drama terdiri dari sebuah rangkaian peristiwa atau episode yang mengikuti satu sama lain menurut rencana dari penulis; setiap kejadian dihubungkan—selalu dalam sebuah jalur yang tidak terlihat—kepada kejadiankejadian yang mengikuti. Reaske menjelaskannya sebagai struktur alur yang menunjuk pada seluruh organisasi dari drama. Analisis alur lebih menyeluruh daripada struktur alur. Analisis alur lebih tertuju pada segala sesuatu yang terjadi di drama. Dengan kata lain, analisis alur menganalisis tentang segala jenis insiden yang melibatkan konflik di dalam drama (Reaske, 1966: 36 dan Asmara, 1983: 52).
Kernodle (1966: 346) menjelaskan bahwa sebuah drama bukan narasi, tidak hanya dialog atau percakapan, tetapi sebuah interaksi. Tiap pembicaraan dari masing-masing karakter menuntut reaksi dari karakter lain. Dengan demikian penikmat drama menjadi tertarik untuk mengikuti cerita. Mereka ingin sekali melihat sesuatu yang akan terjadi selanjutnya. Eric Bentley menganalogikannya seperti sorang penari striptis yang melepas lapisan persembunyiannya satu persatu (Kernodle, 1967: 347).
Bagian pembukanya adalah eksposisi (Kernodle, 1967: 348). Tahapan ini menjelaskan kepada penikmat drama tentang kejadian yang telah terjadi dan yang sedang terjadi. Dengan demikian, penikmat drama tidak merasa ahistoris tentang cerita yang sedang disajikan. Bagian selanjutnya adalah komplikasi (Kernodle, 1967: 348). Pada bagian ini, awal mula ketegangan dihadirkan. Setelah itu, ketegangan akan menaik, lambat laun menjadi keras menuju klimaks minor. Setelah itu, ada dua pilihan, yaitu memperlambat ketegangan atau melanjutkan ketegangan menuju ke ketegangan yang lebih besar. Konfrontasi di dalamnya semakin menguat sehingga timbul kemelut (Kernodle, 1967: 348). Umumnya, sesudah mencapai tahapan ini, ketegangan sudah tidak dapat lagi kembali mereda, tetapi terus memuncak. Pertarungan tiba di krisis mayor yang mungkin menjadi titik puncak ketegangan, klimaks mayor. Setelah itu, muncul kesimpulan atau denaounment, istilah bahasa Prancis untuk menyebut sebagai pelepasan alur (Kernodle, 1967: 345). Aristoteles menyebut istilah itu sebagai disecovery. Pada bagian ini, semuanya menjadi jelas
(peripeteia).
Di lain pihak, Reaske (1966: 27 dan Asmara, 1983: 40) menyebut struktur alur drama tragedi tersusun atas empat kategori besar, yaitu rising action, climax, falling action, dan catastrophe. Rising action merupakan penciptaan kekuatankekuatan konflik yang digambarkan, diperluas, dan dipersiapkan untuk suatu bencana. Klimaks merupakan bagian terbesar pertama yang memutuskan atau membuat suatu penemuan yang penting tentang dirinya atau orang lain dalam drama, tindakan yang memecahkan segala sesuatu yang lain yang terjadi dalam drama, diserahkan kepada klimaks. Falling action merupakan bagian ketika pahlawan berangsung-angsur melemah dan dikalahkan oleh kekuatan yang lebih besar. Catastrophe merupakan bagian yang menceritakan bencana.
Karakter merupakan bahan paling aktif yang menggerakkan jalan cerita. Karekter memiliki kepribadian dan watak. Karakter dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu fisiologis, sosiologis, dan psikologis (Harymawan, 1984: 25). Dimensi fisiologis adalah ciri-ciri badani yang dimiliki oleh seorang tokoh. Contoh yang bisa diambil, antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka, dan sebagainya. Dimensi sosiologis adalah latar belakang kemasyarakatan dari cerita tersebut. Contoh dari dimensi sosiologis, antara lain status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat, pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan hidup, kepercayaan, agama, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, hobi, bangsa,suku, dan keturunan. Dimensi ketiga adalah psikologis. Dimensi ini berarti latar belakang kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh-tokohnya, seperti mentalitas, ukuran moral, perbedaan yang baik dengan yang tidak baik, temperamen, keinginan dan perasaan pribadi terhadap sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, dan keahlian khusus dalam bidang tertentu (Harymawan, 1984: 27—28).
Reaske (1966: 44) membagi karakter menjadi dua, yaitu karakter mayor dan karakter minor. Penentuan karakter mayor atau karakter minor dapat diketahui melalui persentase aksi dalam drama (Reaske, 1966: 44). Pada umumnya, karakter mayor terdiri dari dua orang tokoh, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Jika lebih dari itu, alasannya dapat diketahui di dalam cerita, misalnya cinta segitiga atau kebingungan salah satu tokoh utama memilih dua tokoh yang lain.
Alur bercerita tentang peristiwa yang terjadi, sedangkan karakter bercerita tentang alasan peristiwa terjadi (Kernodle, 1967: 349). Yang menggerakkan peristiwa adalah karakter. Karakter melakukan tindakan berdasarkan motivasi yang ada dalam dirinya. Dari motivasi tersebut, dapat diketahui dimensi psikologis karakter. Reaske (1966: 41 dan 42 dan Asmara, 1983: 59—61) memberi contoh tujuh motivasi yang sering ditemui dalam kehidupan nyata.
Pertama, motivasi perhitungan adalah jenis motivasi yang memandang semua hal yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan imbalan. Kedua, motivasi penuh cinta adalah jenis motivasi yang memandang segala hal yang dilakukannya demi cinta, baik cinta yang dimilikinya, cinta yang diidamkannya, ataupun cinta yang dimiliki seseorang untuknya. Ketiga, motivasi takut gagal adalah jenis motivasi yang memandang segala sesuatu yang dikerjakan berdasarkan perhitungan untuk menghindari kegagalan. Keempat, motivasi beragama adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasar atas nama Tuhan. Kelima, motivasi pendendam adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasar atas balas dendam. Keenam, motivasi bangga adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya sebagai sesuatu yang luar biasa yang membuatnya merasa bangga. Ketujuh, motivasi cemburu adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasarkan kecemburuan terhadap orang lain.
Bagian struktur yang lain adalah tema, Harymawan (1984: 26 dan Soemanto, 2001: 22) menyebutnya premis. Premis adalah rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita (Harymawan, 1984:26). Dalam bahasa Indonesia, premis dapat diartikan sebagai ide pemikiran cerita. Untuk menemukan makna lengkap dalam drama, tema sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai drama yang lain (Kernodle, 1967: 354). Dengan kata lain, peneliti dapat menginterpretasikannya dari implikasi-implikasi daya tariknya dan nuansa-nuansa yang terbangun dalam drama (Reaske, 1966: 81 dan Asmara, 1983: 114).
Tema dapat ditemukan melalui banyak cara. Tema dapat ditemukan dalam dialog dan diperjelas dalam pertunjukan (Kernodle, 1967: 354). Tiap adegan memiliki kesatuan yang erat yang saling berhubungan untuk melengkapi dan menyempurnakan tema.
Dalam drama abad pertengahan, tema dapat diketahui melalui epilog. Akan tetapi, seorang karakter eksternal dalam drama modern berbicara langsung kepada pembaca. Ia memberikan komentar tentang makna lakon. Pada abad ke-19 aktor minorlah yang menjelaskan tema. Penjelasan itu semakin kuat apabila karakter utama menyatakan kesimpulannya dari penjelasan sebalumnya. Pembaca harus berhati-hati untuk tidak menganggap pernyataan dari seorang karakter sebagai tema (Kernodle, 1967: 354). Pernyataan tersebut bisa saja hanya kesimpulan sementara. Selain itu, kadang-kadang sesuatu yang diucapkan oleh seorang tokoh dalam dialog menunjukkan suatu perbedaan yang ironis dengan peristiwa yang terjadi.
Pada intinya, cerita terbaik menawarkan lebih dari sekadar pemahaman filosofis. Cerita menawarkan pembaruan penting ketika karakter-karakternya bergerak dalam ritme-ritme tindakan dan takdir menuju kepada kedamaian spiritual yang besar (Kernodle, 1967: 355).
1.2 Tekstur
Tekstur berasal dari bahasa latin yang berarti tenunan (Kernodle, 1967:355). Ia mencontohkan pada tekstur pakaian. Untuk mengetahui tekstur pakaian, kita harus menyentuhnya, merasakan perbedaan. Dalam drama, indra yang dipakai adalah indra penglihatan dan indra pendengaran. Indra pendengaran digunakan untuk mendengarkan suara dan citra bahasa, sedangkan indra penglihatan digunakan untuk melihat latar peristiwa dan gerakan-gerakan aktornya. Pengertian tekstur dalam penelitian drama adalah sesuatu yang dialami langsung oleh pengamat. Pengalaman tersebut hadir melalui indra, sesuatu yang didengar (dialog), sesuatu yang dilihat (spectacle), dan sesuatu yang dirasa lewat pengalaman visual dan aural (suasana) (Kernodle, 1967: 345). Tekstur terdiri dari dialog, suasana, dan spectacle.
Untuk merasakan pengalaman tersebut, penikmat drama dapat memperolehnya melalui haupttext dan nebentext. Wujud permasalahan teraba oleh kegiatan aktif menikmati pentas (Soemanto, 2002: 42). Dialog menjadikan teks tertulis menjadi terdengar dan perwatakan tokoh menampakkan diri. Johan Hauken (via Soemanto, 2002: 43) berpendapat bahwa pembacaan dan penikmatan teks drama secara aktif merupakan kegiatan “gestalten”, membangun menjadi sesuatu, karena teks tertulis dan pentas lakon adalah “gestaltungsfahig”, sesuatu yang masih harus dibentuk. Untuk itu, dialog, spectacle, dan suasana disajikan
secara bersama-sama (Soemanto, 2002: 43).
Penggunaan bahasa berhubungan dengan keefektifan penyampaian tujuan yang ingin disampaikan dalam drama (Reaske, 1966: 54 dan Asmara, 1983: 77). Keberadaannya biasanya dihadirkan lewat pembicaraan-pembicaraan para tokohnya. Oleh karena itu, dialog merupakan bagian tekstur terpenting dalam drama. Tekstur drama dibangun oleh dialog. Tekstur drama tercipta karena adanya suara dan imaji bahasa dalam dialog (Kernodle, 1967: 355). Dialog dalam lakon merupakan sumber utama untuk menggali segala informasi tekstual (Dewojati, 2003: 54).
Jalannya eksekusi (pelaksanaan pentas) juga akan memosisikan dialog menjadi sarana penting dalam menjadikan teks tertulis menjadi “terdengar” dan “teraba” (Dewojati, 2003: 54). Hanya pada lakon yang tertulis secara lengkap dan rinci tentang petunjuk penyutradaraan didapatkan pembacaan terhadap teks yang dapat membantu untuk membayangkan kemungkinan pementasannya (Soemanto, 2001: 125).
Ada dua hal yang akan diteliti dalam dialog teks drama 9 Oktober 1740, yaitu penggunaan gaya bahasa kiasan dan gaya bahasa tinggi dan rendah. Penelitian terhadap penggunaan gaya bahasa kiasan atau ketidaklangsungan makna membantu untuk memahami lebih dalam tentang isi dialog dalam teks. Semua penulis drama menggunakan bahasa kiasan (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 84). Mereka mengemukakan ide-idenya dengan menggunakan analogi yang dihadirkan dengan cara berbeda, bukan secara tersurat.
Ketidaklangsungan bahasa ada beberapa jenis. Reaske (1966: 59—61 dan Asmara, 1983: 84—87) menyebutkan 13 jenis ketidaklangsungan bahasa, yaitu simile, metafora, allegori, alliterasi, antithesis, cocophoni, epithet, eufemisme, euphoni, imaji, paradok, periphasis, dan personifikasi. Akan tetapi, dari 13 jenis ketidaklangsungan bahasa, disebutkan Reaske bahwa simile dan metafora merupakan bagian paling penting. Kedua gaya bahasa tersebut membuat dialog menjadi lebih hidup dan lebih dramatis (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 85). Simile adalah semacam analogi yang membandingkan kesamaan antara satu dengan yang lain sehingga menarik untuk diteliti (Reaske, 1966: 59 Asmara, 1983: 84). Contoh simile, matahari seperti lampu panas di langit. Metafora adalah menyamakan suatu benda dengan benda yang lain (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 85). Contoh metafora, matahari adalah lampu panas di langit.
Yang dimaksud dengan gaya bahasa tinggi adalah yang menunjukkan keagungan, keformalan, kehalusan, dan keandalan yang kuat dalam ekspresi fantastis (Reaske, 1966: 65 dan Asmara, 1983: 92). Yang dimaksud dengan gaya bahasa rendah adalah yang menunjukkan kesederhanaan, kejelasan, dan ketidakindahan bahasa (Reaske, 1966: 65 dan Asmara, 1983: 92).
Spectacle merupakan aspek-aspek visual sebuah lakon, terutama action fisik karakter-karakter. Spectacle mengacu kepada pembabakan, kostum, tata rias, perlampuan, dan perlengkapan (Soemanto, 2001: 23—24). Sutradara diharapkan mampu memvisualisasikan teks ke dalam bentuk visual di pertunjukan. Dengan demikian, penikmat drama pun dapat menikmati pertujukan dengan lebih lengkap.
Aristoteles menyebut bagian selanjutnya sebagai musik. Akan tetapi, musik, oleh Kernodle (1967: 357), kemudian digantikan dengan istilah suasana karena pada drama modern sedikit menggunakan instrumen atau melodi. Bahkan, dalam teks drama 9 Oktober 1740, tidak dituliskan keterangan saat musik dimainkan. Akan tetapi, sifat-sifat yang ada dalam musik, misalnya ritme, tidak dapat dipisahkan di dalam suasana.
Suasana tergantung pada banyak unsur yang dikomunikasikan secara langsung kepada penikmat drama. Suasana dapat dirasakan melalui dialog dan spectacle. Suasana terutama dikomunikasikan secara langsung kepada penikmat drama melalui ritme, gerak aktor, dialog aktor, dan perubahan-perubahan intensitas pencahayaan (Kernodle, 1967: 357).
John Dewey (dalam Kernodle, 1967: 357) menyebut ritme sebagai urutan perubahan yang bervariasi. Ia menyatakan bahwa ketika aliran seragam, tanpa intensitas variasi atau kecepatan, tidak ada ritme. Perubahan ritme merupakan terjadinya teror yang berbeda dengan harapan pada pemulihan. Setiap peristiwa yang sedang terjadi melengkapi hubungan peristiwa sebelumnya dan mengantar ke hubungan peristiwa selanjutnya di dalam teks.
Kernodle membagi tiga tahapan yang harus dilalui sebelum drama dapatdipentaskan di panggung, yaitu perencanaan, latihan, dan pertunjukan (Kernodle, 1967: 337). Perencanaan dilakukan untuk mewujudkan naskah dari penulis drama menjadi perencanaan yang utuh dari seorang sutradara. Tahap selanjutnya adalah
latihan. Tahapan ini dilakukan untuk melihat dan mendengarkan drama dalam suara dan tubuh aktor yang dibangun dalam kesatuan dengan dekorasi panggung dan kostum. Tahapan yang terakhir adalah pertunjukan. Sutradara dan perancang, sebagai orang belakang panggung, membantu aktor-aktornya mempertunjukkan drama kepada penonton.
Bagian perencanaan masih dibagi atas tiga bagian (Kernodle, 1967: 338-339). Pertama, klasifikasi drama dalam hubungan drama dengan keseluruhan alat-alat kontrol, seperti jenis drama, keterangan pertunjukan dengan penikmat, konvensi, dan gaya. Kedua, analisis drama terhadap nilai-nilai struktur (alur, karakter, dan tema) dan tekstur (dialog, spectacle, dan suasana). Ketiga, penentuan pilihan dan penggunaan material dasar dari teknik-teknik yang akan digunakan sutradara, aktor, dan perancang. Penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap analisis, terutama analisis struktur dan tekstur. Alasannya, analisis terhadap teks drama merupakan bagian penting dalam sebuah pertunjukan drama.
Sebuah pertunjukan drama merupakan kerja tim. Sebelum dipentaskan, teks drama harus dianalisis sehingga gambaran kasar tentang teks drama tersebut di atas pentas dapat dibayangkan. Sutradara dan perancang tidak akan menjalankan tugas mereka masing-masing sebelum analisis terhadap teks drama mencapai persetujuan pokok tentang ide dan perincian rencana produksi (Kernodle, 1967: 338).
1.1 Struktur
Struktur adalah bentuk drama pada waktu pementasan. Struktur terdiri atas alur, karakter, dan tema (premise) (Kernodle, 1967: 345 dan Harymawan, 1984:26—29). Drama mendapat intensitas konsentrasi dan kekuatan dari alur. William Archer (via Kernodle, 1967: 345) mengatakan bahwa drama adalah seni dari kegentingan sebagai karya fiksi yang dibangun secara bertahap. Bagian ini merupakan dasar dari pola irama drama secara keseluruhan. Alur tersusun dari peristiwa-peristiwa yang tersaji di atas pentas. Penikmat drama pada umumnya mengejar cerita dari bagian awal, tengah, dan akhir (Kernodle, 1967: 345). Di dalam cerita, kegentingan satu ke kegentingan selanjutnya dalam sebuah pola yang berirama, dari tegangan dan istirahat, dipengaruhi oleh pergerakan alur. Alur mengarahkan cerita drama pada klimaks dengan dorongan menarik, kemudian membiarkan berganti dan berdebar di bagian akhir melalui pengalaman pertunjukan yang luar biasa.
Reaske (1966: 35 dan Asmara, 1983:51) mendefinisikan alur sebagai aspek pokok dari semua drama. Alur bagi drama terutama memperhatikan tentang kejadian yang terjadi. Segala sesuatu yang terjadi di dalam drama dibahas di dalam alur. Sebuah drama terdiri dari sebuah rangkaian peristiwa atau episode yang mengikuti satu sama lain menurut rencana dari penulis; setiap kejadian dihubungkan—selalu dalam sebuah jalur yang tidak terlihat—kepada kejadiankejadian yang mengikuti. Reaske menjelaskannya sebagai struktur alur yang menunjuk pada seluruh organisasi dari drama. Analisis alur lebih menyeluruh daripada struktur alur. Analisis alur lebih tertuju pada segala sesuatu yang terjadi di drama. Dengan kata lain, analisis alur menganalisis tentang segala jenis insiden yang melibatkan konflik di dalam drama (Reaske, 1966: 36 dan Asmara, 1983: 52).
Kernodle (1966: 346) menjelaskan bahwa sebuah drama bukan narasi, tidak hanya dialog atau percakapan, tetapi sebuah interaksi. Tiap pembicaraan dari masing-masing karakter menuntut reaksi dari karakter lain. Dengan demikian penikmat drama menjadi tertarik untuk mengikuti cerita. Mereka ingin sekali melihat sesuatu yang akan terjadi selanjutnya. Eric Bentley menganalogikannya seperti sorang penari striptis yang melepas lapisan persembunyiannya satu persatu (Kernodle, 1967: 347).
Bagian pembukanya adalah eksposisi (Kernodle, 1967: 348). Tahapan ini menjelaskan kepada penikmat drama tentang kejadian yang telah terjadi dan yang sedang terjadi. Dengan demikian, penikmat drama tidak merasa ahistoris tentang cerita yang sedang disajikan. Bagian selanjutnya adalah komplikasi (Kernodle, 1967: 348). Pada bagian ini, awal mula ketegangan dihadirkan. Setelah itu, ketegangan akan menaik, lambat laun menjadi keras menuju klimaks minor. Setelah itu, ada dua pilihan, yaitu memperlambat ketegangan atau melanjutkan ketegangan menuju ke ketegangan yang lebih besar. Konfrontasi di dalamnya semakin menguat sehingga timbul kemelut (Kernodle, 1967: 348). Umumnya, sesudah mencapai tahapan ini, ketegangan sudah tidak dapat lagi kembali mereda, tetapi terus memuncak. Pertarungan tiba di krisis mayor yang mungkin menjadi titik puncak ketegangan, klimaks mayor. Setelah itu, muncul kesimpulan atau denaounment, istilah bahasa Prancis untuk menyebut sebagai pelepasan alur (Kernodle, 1967: 345). Aristoteles menyebut istilah itu sebagai disecovery. Pada bagian ini, semuanya menjadi jelas
(peripeteia).
Di lain pihak, Reaske (1966: 27 dan Asmara, 1983: 40) menyebut struktur alur drama tragedi tersusun atas empat kategori besar, yaitu rising action, climax, falling action, dan catastrophe. Rising action merupakan penciptaan kekuatankekuatan konflik yang digambarkan, diperluas, dan dipersiapkan untuk suatu bencana. Klimaks merupakan bagian terbesar pertama yang memutuskan atau membuat suatu penemuan yang penting tentang dirinya atau orang lain dalam drama, tindakan yang memecahkan segala sesuatu yang lain yang terjadi dalam drama, diserahkan kepada klimaks. Falling action merupakan bagian ketika pahlawan berangsung-angsur melemah dan dikalahkan oleh kekuatan yang lebih besar. Catastrophe merupakan bagian yang menceritakan bencana.
Karakter merupakan bahan paling aktif yang menggerakkan jalan cerita. Karekter memiliki kepribadian dan watak. Karakter dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu fisiologis, sosiologis, dan psikologis (Harymawan, 1984: 25). Dimensi fisiologis adalah ciri-ciri badani yang dimiliki oleh seorang tokoh. Contoh yang bisa diambil, antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka, dan sebagainya. Dimensi sosiologis adalah latar belakang kemasyarakatan dari cerita tersebut. Contoh dari dimensi sosiologis, antara lain status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat, pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan hidup, kepercayaan, agama, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, hobi, bangsa,suku, dan keturunan. Dimensi ketiga adalah psikologis. Dimensi ini berarti latar belakang kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh-tokohnya, seperti mentalitas, ukuran moral, perbedaan yang baik dengan yang tidak baik, temperamen, keinginan dan perasaan pribadi terhadap sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, dan keahlian khusus dalam bidang tertentu (Harymawan, 1984: 27—28).
Reaske (1966: 44) membagi karakter menjadi dua, yaitu karakter mayor dan karakter minor. Penentuan karakter mayor atau karakter minor dapat diketahui melalui persentase aksi dalam drama (Reaske, 1966: 44). Pada umumnya, karakter mayor terdiri dari dua orang tokoh, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Jika lebih dari itu, alasannya dapat diketahui di dalam cerita, misalnya cinta segitiga atau kebingungan salah satu tokoh utama memilih dua tokoh yang lain.
Alur bercerita tentang peristiwa yang terjadi, sedangkan karakter bercerita tentang alasan peristiwa terjadi (Kernodle, 1967: 349). Yang menggerakkan peristiwa adalah karakter. Karakter melakukan tindakan berdasarkan motivasi yang ada dalam dirinya. Dari motivasi tersebut, dapat diketahui dimensi psikologis karakter. Reaske (1966: 41 dan 42 dan Asmara, 1983: 59—61) memberi contoh tujuh motivasi yang sering ditemui dalam kehidupan nyata.
Pertama, motivasi perhitungan adalah jenis motivasi yang memandang semua hal yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan imbalan. Kedua, motivasi penuh cinta adalah jenis motivasi yang memandang segala hal yang dilakukannya demi cinta, baik cinta yang dimilikinya, cinta yang diidamkannya, ataupun cinta yang dimiliki seseorang untuknya. Ketiga, motivasi takut gagal adalah jenis motivasi yang memandang segala sesuatu yang dikerjakan berdasarkan perhitungan untuk menghindari kegagalan. Keempat, motivasi beragama adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasar atas nama Tuhan. Kelima, motivasi pendendam adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasar atas balas dendam. Keenam, motivasi bangga adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya sebagai sesuatu yang luar biasa yang membuatnya merasa bangga. Ketujuh, motivasi cemburu adalah jenis motivasi yang memandang sesuatu yang dikerjakannya berdasarkan kecemburuan terhadap orang lain.
Bagian struktur yang lain adalah tema, Harymawan (1984: 26 dan Soemanto, 2001: 22) menyebutnya premis. Premis adalah rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita (Harymawan, 1984:26). Dalam bahasa Indonesia, premis dapat diartikan sebagai ide pemikiran cerita. Untuk menemukan makna lengkap dalam drama, tema sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai drama yang lain (Kernodle, 1967: 354). Dengan kata lain, peneliti dapat menginterpretasikannya dari implikasi-implikasi daya tariknya dan nuansa-nuansa yang terbangun dalam drama (Reaske, 1966: 81 dan Asmara, 1983: 114).
Tema dapat ditemukan melalui banyak cara. Tema dapat ditemukan dalam dialog dan diperjelas dalam pertunjukan (Kernodle, 1967: 354). Tiap adegan memiliki kesatuan yang erat yang saling berhubungan untuk melengkapi dan menyempurnakan tema.
Dalam drama abad pertengahan, tema dapat diketahui melalui epilog. Akan tetapi, seorang karakter eksternal dalam drama modern berbicara langsung kepada pembaca. Ia memberikan komentar tentang makna lakon. Pada abad ke-19 aktor minorlah yang menjelaskan tema. Penjelasan itu semakin kuat apabila karakter utama menyatakan kesimpulannya dari penjelasan sebalumnya. Pembaca harus berhati-hati untuk tidak menganggap pernyataan dari seorang karakter sebagai tema (Kernodle, 1967: 354). Pernyataan tersebut bisa saja hanya kesimpulan sementara. Selain itu, kadang-kadang sesuatu yang diucapkan oleh seorang tokoh dalam dialog menunjukkan suatu perbedaan yang ironis dengan peristiwa yang terjadi.
Pada intinya, cerita terbaik menawarkan lebih dari sekadar pemahaman filosofis. Cerita menawarkan pembaruan penting ketika karakter-karakternya bergerak dalam ritme-ritme tindakan dan takdir menuju kepada kedamaian spiritual yang besar (Kernodle, 1967: 355).
1.2 Tekstur
Tekstur berasal dari bahasa latin yang berarti tenunan (Kernodle, 1967:355). Ia mencontohkan pada tekstur pakaian. Untuk mengetahui tekstur pakaian, kita harus menyentuhnya, merasakan perbedaan. Dalam drama, indra yang dipakai adalah indra penglihatan dan indra pendengaran. Indra pendengaran digunakan untuk mendengarkan suara dan citra bahasa, sedangkan indra penglihatan digunakan untuk melihat latar peristiwa dan gerakan-gerakan aktornya. Pengertian tekstur dalam penelitian drama adalah sesuatu yang dialami langsung oleh pengamat. Pengalaman tersebut hadir melalui indra, sesuatu yang didengar (dialog), sesuatu yang dilihat (spectacle), dan sesuatu yang dirasa lewat pengalaman visual dan aural (suasana) (Kernodle, 1967: 345). Tekstur terdiri dari dialog, suasana, dan spectacle.
Untuk merasakan pengalaman tersebut, penikmat drama dapat memperolehnya melalui haupttext dan nebentext. Wujud permasalahan teraba oleh kegiatan aktif menikmati pentas (Soemanto, 2002: 42). Dialog menjadikan teks tertulis menjadi terdengar dan perwatakan tokoh menampakkan diri. Johan Hauken (via Soemanto, 2002: 43) berpendapat bahwa pembacaan dan penikmatan teks drama secara aktif merupakan kegiatan “gestalten”, membangun menjadi sesuatu, karena teks tertulis dan pentas lakon adalah “gestaltungsfahig”, sesuatu yang masih harus dibentuk. Untuk itu, dialog, spectacle, dan suasana disajikan
secara bersama-sama (Soemanto, 2002: 43).
Penggunaan bahasa berhubungan dengan keefektifan penyampaian tujuan yang ingin disampaikan dalam drama (Reaske, 1966: 54 dan Asmara, 1983: 77). Keberadaannya biasanya dihadirkan lewat pembicaraan-pembicaraan para tokohnya. Oleh karena itu, dialog merupakan bagian tekstur terpenting dalam drama. Tekstur drama dibangun oleh dialog. Tekstur drama tercipta karena adanya suara dan imaji bahasa dalam dialog (Kernodle, 1967: 355). Dialog dalam lakon merupakan sumber utama untuk menggali segala informasi tekstual (Dewojati, 2003: 54).
Jalannya eksekusi (pelaksanaan pentas) juga akan memosisikan dialog menjadi sarana penting dalam menjadikan teks tertulis menjadi “terdengar” dan “teraba” (Dewojati, 2003: 54). Hanya pada lakon yang tertulis secara lengkap dan rinci tentang petunjuk penyutradaraan didapatkan pembacaan terhadap teks yang dapat membantu untuk membayangkan kemungkinan pementasannya (Soemanto, 2001: 125).
Ada dua hal yang akan diteliti dalam dialog teks drama 9 Oktober 1740, yaitu penggunaan gaya bahasa kiasan dan gaya bahasa tinggi dan rendah. Penelitian terhadap penggunaan gaya bahasa kiasan atau ketidaklangsungan makna membantu untuk memahami lebih dalam tentang isi dialog dalam teks. Semua penulis drama menggunakan bahasa kiasan (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 84). Mereka mengemukakan ide-idenya dengan menggunakan analogi yang dihadirkan dengan cara berbeda, bukan secara tersurat.
Ketidaklangsungan bahasa ada beberapa jenis. Reaske (1966: 59—61 dan Asmara, 1983: 84—87) menyebutkan 13 jenis ketidaklangsungan bahasa, yaitu simile, metafora, allegori, alliterasi, antithesis, cocophoni, epithet, eufemisme, euphoni, imaji, paradok, periphasis, dan personifikasi. Akan tetapi, dari 13 jenis ketidaklangsungan bahasa, disebutkan Reaske bahwa simile dan metafora merupakan bagian paling penting. Kedua gaya bahasa tersebut membuat dialog menjadi lebih hidup dan lebih dramatis (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 85). Simile adalah semacam analogi yang membandingkan kesamaan antara satu dengan yang lain sehingga menarik untuk diteliti (Reaske, 1966: 59 Asmara, 1983: 84). Contoh simile, matahari seperti lampu panas di langit. Metafora adalah menyamakan suatu benda dengan benda yang lain (Reaske, 1966: 59 dan Asmara, 1983: 85). Contoh metafora, matahari adalah lampu panas di langit.
Yang dimaksud dengan gaya bahasa tinggi adalah yang menunjukkan keagungan, keformalan, kehalusan, dan keandalan yang kuat dalam ekspresi fantastis (Reaske, 1966: 65 dan Asmara, 1983: 92). Yang dimaksud dengan gaya bahasa rendah adalah yang menunjukkan kesederhanaan, kejelasan, dan ketidakindahan bahasa (Reaske, 1966: 65 dan Asmara, 1983: 92).
Spectacle merupakan aspek-aspek visual sebuah lakon, terutama action fisik karakter-karakter. Spectacle mengacu kepada pembabakan, kostum, tata rias, perlampuan, dan perlengkapan (Soemanto, 2001: 23—24). Sutradara diharapkan mampu memvisualisasikan teks ke dalam bentuk visual di pertunjukan. Dengan demikian, penikmat drama pun dapat menikmati pertujukan dengan lebih lengkap.
Aristoteles menyebut bagian selanjutnya sebagai musik. Akan tetapi, musik, oleh Kernodle (1967: 357), kemudian digantikan dengan istilah suasana karena pada drama modern sedikit menggunakan instrumen atau melodi. Bahkan, dalam teks drama 9 Oktober 1740, tidak dituliskan keterangan saat musik dimainkan. Akan tetapi, sifat-sifat yang ada dalam musik, misalnya ritme, tidak dapat dipisahkan di dalam suasana.
Suasana tergantung pada banyak unsur yang dikomunikasikan secara langsung kepada penikmat drama. Suasana dapat dirasakan melalui dialog dan spectacle. Suasana terutama dikomunikasikan secara langsung kepada penikmat drama melalui ritme, gerak aktor, dialog aktor, dan perubahan-perubahan intensitas pencahayaan (Kernodle, 1967: 357).
John Dewey (dalam Kernodle, 1967: 357) menyebut ritme sebagai urutan perubahan yang bervariasi. Ia menyatakan bahwa ketika aliran seragam, tanpa intensitas variasi atau kecepatan, tidak ada ritme. Perubahan ritme merupakan terjadinya teror yang berbeda dengan harapan pada pemulihan. Setiap peristiwa yang sedang terjadi melengkapi hubungan peristiwa sebelumnya dan mengantar ke hubungan peristiwa selanjutnya di dalam teks.
Liburan lebaran
LIBURAN LEBARAN
Lebaran kali ini saya menghabiskan waktu liburan untuk mengunjungi keluarga yang berada di bandung. Sepeti lebaran biasanya saya dan keluarga selalu melakukan perjalanan pagi-pagi untuk menghindari kemacetan yang biasa terjadi di jalur karawang timur. Pada saat itu di jalur karawang timur tidak terjadi kemacetan.. Sehingga hanya dalam waktu dua jam saya sudah tiba di bandung. Saya paling senang liburan di bandung. Di tempat yang saya kunjungi, udaranya segar.
Rumahnya dikelilingi tanaman padi dan juga balong. Disana saya paling suka memancing. Di balongnya terdapat banyak ikan. Seperti ikan mas dan mujair. Udara yang sejuk disana , membuat nafas selalu lega. Seperti tidak ada polusi sama sekali. Dan yang paling penting disana jauh dari keramaian.
Rumah disana temboknya tidak menggunakan semen, tetapi menggunakan bilik. Bilik membuat udara menjadi semakin sejuk. Apalagi malam hari, udara sangat dingin. Membuat semua orang dapat tidur nyenyak dan bangun kesiangan.
Selain suasana dan udaranya, di bandung juga terdapat tempat berbelanja oleh-oleh khas. Yaitu cikampek, di sepanjang jalannya terdapat banyak para penjual makanan terutama yang khas itu penyem dan penjual yang membuat kerajinan tangan dari bambu dan anyaman dan celengan yan terbuat dari tanah liat. Misalnya, tutup saji, tatakan gelas, nampan, celengan, dan lain sebagainya.
Selain kerajinan tangannya, Tasik juga memiliki makanan khas yaitu tutug oncom. Tutug oncom itu nasi yang di aduk dengan tumis oncom. Ada satu tempat di daerah Tasik yang menjual tutug oncom yang sangat terkenal. Tapi saya lupa apa namanya. Suasana di Tasik selalu membuat saya rindu untuk datang kembali kesana.
Lebaran kali ini saya menghabiskan waktu liburan untuk mengunjungi keluarga yang berada di bandung. Sepeti lebaran biasanya saya dan keluarga selalu melakukan perjalanan pagi-pagi untuk menghindari kemacetan yang biasa terjadi di jalur karawang timur. Pada saat itu di jalur karawang timur tidak terjadi kemacetan.. Sehingga hanya dalam waktu dua jam saya sudah tiba di bandung. Saya paling senang liburan di bandung. Di tempat yang saya kunjungi, udaranya segar.
Rumahnya dikelilingi tanaman padi dan juga balong. Disana saya paling suka memancing. Di balongnya terdapat banyak ikan. Seperti ikan mas dan mujair. Udara yang sejuk disana , membuat nafas selalu lega. Seperti tidak ada polusi sama sekali. Dan yang paling penting disana jauh dari keramaian.
Rumah disana temboknya tidak menggunakan semen, tetapi menggunakan bilik. Bilik membuat udara menjadi semakin sejuk. Apalagi malam hari, udara sangat dingin. Membuat semua orang dapat tidur nyenyak dan bangun kesiangan.
Selain suasana dan udaranya, di bandung juga terdapat tempat berbelanja oleh-oleh khas. Yaitu cikampek, di sepanjang jalannya terdapat banyak para penjual makanan terutama yang khas itu penyem dan penjual yang membuat kerajinan tangan dari bambu dan anyaman dan celengan yan terbuat dari tanah liat. Misalnya, tutup saji, tatakan gelas, nampan, celengan, dan lain sebagainya.
Selain kerajinan tangannya, Tasik juga memiliki makanan khas yaitu tutug oncom. Tutug oncom itu nasi yang di aduk dengan tumis oncom. Ada satu tempat di daerah Tasik yang menjual tutug oncom yang sangat terkenal. Tapi saya lupa apa namanya. Suasana di Tasik selalu membuat saya rindu untuk datang kembali kesana.
persahabatan
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan
hukum islam
Dalam agama islam terdapat 5 hukum yang sudah diketahui umat muslim, namun ada 1 lagi hukum yang tidak termasuk ke dalamnya (5 hukum tersebut) yakni bid'ah. maksud dari bid'ah adalah sesuatu yang baru. Inilah yang sekarang sering deperdebatkan oleh kalangan umat Islam itu sendiri, sampai pada akhirnya mereka saling ribut satu sama lain. Sebenarnya bid'ah dalam artian luas memiliki banyak makna dan banyak jenis.
Pertama dari jenis bid'ah adalah bid'ah hasanah (wajib/baik) adalah sesuatu yang dilakukan demi menjaga kemurnian, keutuhan, dan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, diantaranya :
1. Mengumpulkan ayat-ayat Al-quran menjadi 1 mushaf demi menjaga keaslian Al-quran dan menyatukan hukum-hukum Islam.
2. Memberi titik dan harokat yang fungsinya menghindari kesalahan.
3. Membukukan hadits Rosulullah SAW.
4. Menulis buku-buku tafsir Al-quran, gunanya menghindari salah penafsiran dan memudahkna masyarakat memahami Al-quran.
5. Membuat kitab-kitab fiqih dan menjelaskan hukum-hukum fiqih yang fungsinya agar hukum agama dapat diterapkan dengan baik dan mudah.
Kedua bid'ah haram (Dholalah) : adalah hal-hal baru yang bersifat haram, diantaranya :
1. Menganggap najis dan kafir seorang muslim yang berbeda aliran.
2. Mwnambah atau mengurangi isi Al-quran.
3. Sholat dengan tidak berbahasa Arab.
4. membuat haji tandingan.
5. Membangun masjid dengan uang haram.
6. Menghadiri peringatan hari raya agama lain.
7. Meyakini Al-quran adalah makhluk.
8. Memiliki istri lebih dari 4
9. Menikah dengan agama lain.
Pertama dari jenis bid'ah adalah bid'ah hasanah (wajib/baik) adalah sesuatu yang dilakukan demi menjaga kemurnian, keutuhan, dan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, diantaranya :
1. Mengumpulkan ayat-ayat Al-quran menjadi 1 mushaf demi menjaga keaslian Al-quran dan menyatukan hukum-hukum Islam.
2. Memberi titik dan harokat yang fungsinya menghindari kesalahan.
3. Membukukan hadits Rosulullah SAW.
4. Menulis buku-buku tafsir Al-quran, gunanya menghindari salah penafsiran dan memudahkna masyarakat memahami Al-quran.
5. Membuat kitab-kitab fiqih dan menjelaskan hukum-hukum fiqih yang fungsinya agar hukum agama dapat diterapkan dengan baik dan mudah.
Kedua bid'ah haram (Dholalah) : adalah hal-hal baru yang bersifat haram, diantaranya :
1. Menganggap najis dan kafir seorang muslim yang berbeda aliran.
2. Mwnambah atau mengurangi isi Al-quran.
3. Sholat dengan tidak berbahasa Arab.
4. membuat haji tandingan.
5. Membangun masjid dengan uang haram.
6. Menghadiri peringatan hari raya agama lain.
7. Meyakini Al-quran adalah makhluk.
8. Memiliki istri lebih dari 4
9. Menikah dengan agama lain.
Selasa, 04 Mei 2010
TEORI PUISI LAMA
TEORI PUISI LAMA
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
2. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama adalah
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
d) Seloka adalah pantun berkait
e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
3. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Lama
a) Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b) Pantun
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
c) Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d) Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e) Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
f) Syair
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g) Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
4. Ciri-ciri dari jenis puisi lama
a) Mantra
Ciri-ciri:
Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Bersifat lisan, sakti atau magis
Adanya perulangan
Metafora merupakan unsur penting
Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Bersajak a – b – a – b
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Berasal dari Melayu (Indonesia)
c) Karmina
Ciri-ciri karmina
Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Semua baris diawali huruf capital.
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri seloka
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
f) Syair
Ciri-ciri syair
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
g) Talibun
Ciri-ciri:
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
2. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama adalah
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
d) Seloka adalah pantun berkait
e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
3. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Lama
a) Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b) Pantun
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
c) Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d) Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e) Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
f) Syair
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g) Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
4. Ciri-ciri dari jenis puisi lama
a) Mantra
Ciri-ciri:
Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Bersifat lisan, sakti atau magis
Adanya perulangan
Metafora merupakan unsur penting
Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Bersajak a – b – a – b
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Berasal dari Melayu (Indonesia)
c) Karmina
Ciri-ciri karmina
Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Semua baris diawali huruf capital.
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri seloka
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
f) Syair
Ciri-ciri syair
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
g) Talibun
Ciri-ciri:
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
HILANGNYA KEINDAHAN ALAM DI BUMI
HILANGNYA KEINDAHAN ALAM
DI BUMI
Di dunia ini banyak selaki keindahan-keindahan alam yang dapat kita lihat, dan kita rasakan. Seperti keindahan di dalam laut, keindahan di daerah pegunungan, ke indahan pantai, keindahan hutan ,dll. Tapi sekarang semua itu akan hilang jika kita tadak menjaga keindahan tersebut. Tetapi sekarang banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang telah menghancurkan keindahan tersebut.
Beberapa contoh keindahan-keindahan di bumi kita ini yang telah di hancurkan. Seperti keindahan di dalam bawah laut. Yang dulu begitu indah kita lihat dan kita rasakan. Keindahan bawah laut seperti trumbu karang, ikan dll, itu semua telah di hancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mereka semua lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri. Mereka mengambil ikan dengan cara member racun, bahkan menggunakan bom. Dimana itu semua dapat menghancurkan keindahan di bawah laut.
Dan ada lagi keindhan yang telah di hancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yaitu keindahan hutan, banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang merusak keindahan hutan. Mereka merusaknya dengan cara menebang pohon untuk kepentingan mereka sendiri. Tapi mereka semua tidak melihat dampaknya Indonesia yang dikenal dengan keindahan hutan nya tapi semua sekarang telah hilang karena ulah manusia.
DI BUMI
Di dunia ini banyak selaki keindahan-keindahan alam yang dapat kita lihat, dan kita rasakan. Seperti keindahan di dalam laut, keindahan di daerah pegunungan, ke indahan pantai, keindahan hutan ,dll. Tapi sekarang semua itu akan hilang jika kita tadak menjaga keindahan tersebut. Tetapi sekarang banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang telah menghancurkan keindahan tersebut.
Beberapa contoh keindahan-keindahan di bumi kita ini yang telah di hancurkan. Seperti keindahan di dalam bawah laut. Yang dulu begitu indah kita lihat dan kita rasakan. Keindahan bawah laut seperti trumbu karang, ikan dll, itu semua telah di hancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mereka semua lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri. Mereka mengambil ikan dengan cara member racun, bahkan menggunakan bom. Dimana itu semua dapat menghancurkan keindahan di bawah laut.
Dan ada lagi keindhan yang telah di hancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yaitu keindahan hutan, banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang merusak keindahan hutan. Mereka merusaknya dengan cara menebang pohon untuk kepentingan mereka sendiri. Tapi mereka semua tidak melihat dampaknya Indonesia yang dikenal dengan keindahan hutan nya tapi semua sekarang telah hilang karena ulah manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)